Kilatan angin musim semi bersenandung menggema Bagai sang suya enggan menari bersama Membawa segenap penyesalan bersemayam tajam Memusnahkan harapan yang semakin binasa Hingga senja menutup hari dengan sebuah senyum Belajar menari dalam hening Memaksa jiwa mngerti Beranggapan nahwa sungai mungkin tak perlu bermuara Tak perlu tujuan untuk mengakhiri perjalanannya Namun apa daya raga jika hati telah memaksa Menggemakan namamu ditengah rumput nan hijau Bukan sebuah khayalan yang mesra Hanya saja kau menjadi sebuah tambatan Karna rindu tak mampu memaksa Bahkan berkatapun tertutup malu Andai angin bisa menjadi penghantar Andai bulan bukan sekedar cahaya malam diantara kita Andai terbitnya matahari mengawal kehadiranmu Andai bukan sebuah angan belaka Sesosok malaikat yang membawa panah Kian mendekat tanpa ragu Menjadi benalu tanpa peduli padaku Dan berhenti menertawakan takdir yang terbawa Berhenti menjadi pengantar hati yang membara Aku belajar pada datar...
Hanya sebuah wadah untuk menuliskan apa yang terpikirkan dan apa yang coba dirasa.