Langsung ke konten utama

TEMAN



Bukankah ini pertemuan kita yang kesekian kalinya ?
Tapi entah mengapa masih sama saja
Tak ada yang berubah atau mulai terasa

Ketika semua seakan abu-abu
Kau tetap tak bergeming diposisimu semula
Mau sehebat apapun memaksanya
Tetap kita hanya TEMAN bukan ?

Tidak berlebih memang jika kau tersenyum manis
Atau menyapaku ketika bertemu dengan manja
Tapi apa bisa lebih dan beranjak dari status itu ?

Bahkan jika memang bisa begitu
Apa kau tetap masih menentangnya ?
Seakan tetap tak perlu ada yang kau ubah dalam hidup ini
Terutama denganku mungkin

TEMAN adalah kata yang selalu kau sematkan padaku
Bahkan jika ku berlata tidak pun kau tetap tidak peduli bukan ?
Bagaimana jika aku hanya berharap lebih ?
Apa mungkin jadinya ?

Diam lebih pasti untuk saat ini
Menatapmu tetap bahagia dengan semua yang kau kehendaki 
Sendiri

Ya jelas sendiri
Karna aku tak mau mengakui status itu dengamu
Bisa saja aku berteman dengan banyak orang
Tapi tidak dengamu

Bagaimana aku bisa berteman jika aku masih menanti
Masih berharap
Dan masih berpegang pada apa yang kuharapkan

Jika memang hingga akhir kau memilih teman
Maka hingga akhirpun aku tetap memilih diposisiku saat ini
Bukan TEMAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANIS

Bukankah yang manis akan tetap manis ? Walau zat hijau itu menembus batasnya Tetap saja manis tak akan merubah rasanya Setiap rasa dan hakikat yang dilalui  Tak menjadikan manis harus berubahkan ? Walau kadang sepoi angin menghantarkan zat hijau lagi Manis akan tetap manis Kini berjalan dalam sepi tetaplah sendu Bercampur rindu yang membakar Ukuran yang tak terbaca Hingga terkadang manis pun goyah Tatkala zat hijau mencoba melingkari Manis sebisa mungkin tetap teguh dalam kekelannya Tak masalah jika dia menghilang Tak masalah jika dia terganti Tak masalah jika dia menguap Tak masalah jika dia tak mampu kembali Setidaknya manis tak terkontaminasi Mimpi tetap terjaga setia Manis tetaplah manis

RELA

Terkadang hitam bersandar dalam pikiran Terkadang beban memecah hidup Terkadang pisau merajut keputusasaan Terkadang sunyi menyelimuti mimpi Andai bukan perusak takdir Andai diam bisa lebih bermakna Andai tawa bukan fatamorgana semata Andai sekilas mimpi bukan semu Bisakah makna terjalin Bisakah raga terhangatkan Bisakah nafsu senyap mengendap Bisakah panas merambat pergi Mungkin kecewa tak berkawan Mungkin rasa akan berpencar Mungkin kata pikiran tak rumit Mungkin kosong akan berlalu Tapi semua hanya angan Tapi nyata tak terkalahkan Tapi sirna tak mampu menyapa Tapi bahagia tak menyambut kedatangan Seakan semua berlalu Seakan semua tak pantas Seakan semua tak dapat diterima Seakan semua hanya sebuah candaan Hingga sebuah kerelaan menjadi kunci utamanya

DUA HAL

Pemahaman yang jelas Kesetiaan yang indah Bukankah hanya dengan dua hal tersebut aku bisa mengagumimu tanpa henti ? Tak perlu hal muluk yang menggugah Cukup tampilkan dua hal itu Maka aku akan dengan senang hati membalasnya dengan sebuah cinta Bukan paras menawan Bukan lembaran dollar yang terisi Karna pada kenyataannya semua itu dapat dimiliki Dapat diraih Karna itu bisa diraih bersama Atau bisa kau miliki dengan sejumlah prosedur medis Maka cobalah untuk tidak memusingkan keduanya Cobalah bertahan Cobalah mengerti Dengan kedua hal pertama kita bisa membangun sebuah hubungan Sebuah ikatan Sebuah janji Dan sebuah komitmen yang konkrit Bersama melangkah dalam genggaman tangan yang terkait satu sama lain Dengan dua hal itu sebagai syarat Sebagai batasan Sebagai pedoman Dengan begitu kita bisa saling memiliki Saling menjaga Saling melengkapi hingga akhir